Penuh derita...
Penuh cerita...
Metro, penuh dengan luka, penuh dengan omong kosongnya...
Metro, hanya seberkas cahaya...
Metro tidak akan pernah bisa kembali seperti dulu
Sejauh ku melangkahkan kaki hanya terasa tatapan kosong yang tidak berujung...

Dalam membagi wilayahnya, masyarakat Metro mengenal istilah bedeng. Dan itupun dijumpai sampai sekarang Jika anda datang ke kota ini lebih mudah menemukan daerah yang menggunakan angka atau bedeng seperti 15a, 15b Barat, 15b Timur, 16c dan seterusnya. Sebenarnya ada sampai 62 bedeng, dikarenakan sudah menjadi kotamadya maka hanya sedikit yang masuk dalam kota ini. Jadi lebih enak nemuin daerah memakai 16c daripada Mulyojati. Lebih enak ngomong 22 daripada Hadimulyo. Lebih populer 21 daripada Yosomulyo.
Untuk kedepannya Metro ingin menjadi kota pendidikan, ingin mengikuti jejak kota Jogja yang lebih dulu berpredikat sebagai kota pendidikan. Untuk mewujudkan semua itu walikota menjadikan semua SD, SMP dan SMA/SMK bersandar Internasional atau SBI.
Untuk saat ini Metro sudah mulai berkembang. Seperti perbaikan semua jalan, mesejahterahkan rakya kurang mampu, memberdayakan masyarakatnya. dan sudah tentu tudak mau kalah dengan Bandar Lampung.
Pembangunan mulai dilanjutkan walaupun sedikit agak lambat, seperti pembangunan Metro Mega Mall yang tak kunjung selesai sampai sekarang. Hiburan ada seperti di alun-alun kota Meto yang menjadi pusat nongkrongnya anak-anak remaja Metro.
Mengenai nama Metro orang jaman dulu menyebut dari kata "Mitro" yang artinya keluarga. Adapula yag menyebut "Meterm" yang diambil dari bahasa Belanda, yang artinya pusat atau central.